SELAMAT DATANG DI BLOG BAIM...SEMANGAT PAGI...BERSAMA MENUJU MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK.KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI DAN KALAU TIDAK SEKARANG KAPAN LAGI...GO ORGANIK INDONESIA...

Rabu, 06 Februari 2013

PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT

Pemanfaatan lahan gambut untuk lahan pertanian yang subur telah terjadi di berbagai daerah, di luar negeripun lahan-lahan subur di benua Amerika, Canada, dan Amerika Tengah dan Amerika Selatan (Argentina, Brazil dan Chili) sebagian berasal dari lahan gambut. Demikian pula lahan di Indonesia sendiri sebagian berasal dari lahan gambut. Khusus untuk budidaya tanaman sawit sudah banyak lahan gambut yang digunakan. Adanya inovasi baru di bidang teknologi pertanian sangat memungkinkan penanganan lahan gambut dengan hasil yang optimal. Selama ini penanganan lahan gambut di Indonesia masih menggunakan sederhana, namun hasilnya cukup menggembirakan. Proses sederhana ini akan lebih optimal dengan menambah atau menyempurnakan dengan menggunakan inovasi teknologi olah tanah dan pupuk yang saat ini telah banyak di lakukan oleh para petani kelapa sawit. Beberapa proses penanganan lahan gambut menjadi lahan pertanian khususnya untuk budidaya kelapa sawit adalah :

  • Proses fisik : dilakukan dengan membangun/menata lahan sehingga drainase dan pembentukan lahan untuk media tanaman tersedia. Lahan yang semula digenangi air, maka dilakukan drainase yang membuat lahan tidak tergenang lagi. Jika ada tanaman di atasnya maka tanaman dapat tumbuh dan tidak terganggu dengan adanya air yang tergenang. Pembangunan drainase ini dinamakan tata air makro dan tata air mikro. Proses ini tetap dilakukan karena pembenahan fisik sangat diperlukan.
  • Proses kimia : dilakukan pada lahan-lahan yang mempunyai keasaman tinggi atau pH rendah, maka berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Dalam kondisi tertentu membuat tanaman tidak dapat tumbuh. Upaya perlakukan yang digunakan adalah memberikan kapur tohor dan dolomit. Proses ini membutuhkan waktu yang relatif lama dan membutuhkan materi kapur dan dolomit relatif banyak. Sedangkan hasil yang dicapai masih meragukan, jika kondisi keasaman sangat kuat justru kapur menggumpal dan lahan tidak berubah.
  • Proses alami : biasanya penanganan lahan gambut ini dengan cara alami yaitu ditanami dengan jenis tanaman yang cocok. Dengan berjalannya waktu dicoba dengan tanaman lainnya dan semakin beragam. Biasanya menunggu antara 5 tahun untuk lahan gambut jenis D dan E, sedangkan pada lahan gambut C dan B membutuhkan antara 5 sampai 10 tahun. Bahkan untuk lahan A dan sebagian B membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun. Lamanya proses tersebut dikarenakan kondisi dan kandungan unsur-unsur kimia yang perlu diubah menjadi kondisi yang cocok dengan pertumbuhan tanaman. Misalnya: Tanah asam perlu dinetralkan; kandungan unsur yang bersifat penghambat tanaman (logam-logam berat) perlu diubah persenyawaannya menjadi tidak beracun, bahan organik yang belum busuk perlu dibusukkan.
  • Proses pembakaran : Proses ini sering dilakukan untuk penanganan lahan gambut. Proses ini diawali dengan mengalirkan air yang tergenang dengan membuat saluran drainase. Setelah kering lahan dibakar.Adapun Dampak yang ditimbulkan dengan proses pembakaran ini adalah:
  1. Hilangnya timbunan unsur hara (gambut) yang bernilai milyaran jika dikonversikan dengan harga pupuk an organik.
  2. Tanah menjadi sangat miskin, dan biasanya jika digunakan untuk lahan pertanian memerlukan unsur tambahan termasuk nitrogen yang seharusnya melimpah di lahan gambut.
  3. Berpengaruh terhadap emisi carbon yang sangat ini semarak dibicarakan.
Teknik penanganan yang baik yaitu dengan olah tanah dengan menggunakan pupuk Organik Nasa yang berupa Super Nasa dan Natural GLIO yang telah banyak di buktikan oleh para petani kelapa sawit. Adapun fungsi Super nasa yang salah satunya sebagai starter  untuk memperbaiki lahan- lahan yang rusak.Dikarenakan Pupuk Organik Nasa SUPER NASA memiliki kandungan Humat dan Fulvat yang berangsur-angsur akan memperbaiki konsistensi ( kegemburan ) tanah yang keras serta membantu  perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman seperti cacing , mikroba alami setempat, dll. Serta dapat Memacu perbanyakan pembentukan senyawa polyfenol untuk meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit.
Sedangkan untuk Natural GLIO yang mempunyai fungsi :
  1. Mampu menghancurkan inokulum sumber infeksi penyakit tanaman.
  2. Mencegah sumber infeksi penyakit menyebar kembali dengan kolonisasi tanah oleh GLIO.
  3. Mampu melindungi  akar-akar tanaman dari sumber infeksi penyakit.
  4. Aman terhadap lingkungan, manusia dan hewan.
  5. Selaras dengan keseimbangan alam, mudah dan murah.
Dengan mekanisme kerja GLIO yang bersifat Hiperparasit terhadap pathogen penyakit tanaman, sehingga terjadi persaingan tempat hidup dan nutrisi. GLIO mengeluarkan zat antibiotik yaitu Gliovirin dan Viridin yang akan mematikan pathogen penyebab penyakit tanaman dan GLIO ini akan berkembang terus mengkolonisasi melindungi tanaman dari gangguan pathogen.Sehingga sangat bagus untuk mencegah datangnya penyakit pada tanaman kelapa sawit yang di sebabkan oleh cendawan ( jamur ) dan pathogen yang berbahaya terhadap tanaman kelapa sawit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar