SELAMAT DATANG DI BLOG BAIM...SEMANGAT PAGI...BERSAMA MENUJU MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK.KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI DAN KALAU TIDAK SEKARANG KAPAN LAGI...GO ORGANIK INDONESIA...

Jumat, 12 Oktober 2012

ZAT PENGATUR TUMBUH



SALAM PERTANIAN…!  
HORMONIK (Pupuk Organik Nasa ) merupakan produk NASA yg mengandung Hormon_Hormon yg di perlukan Tanaman.Dalam dunia pertanian disebut Zat Pengatur Tumbuh atau dengan ZPT yang mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan untuk kelangsungan hidup suatu tanaman. Zat pengatur Tumbuh adalah senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan.
Zat Pengatur Tumbuh dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu AUXIN, GIBERELIN, SITOKININ, dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologis.Penjelasan tentang Zat perangsang tumbuh sbb :


AUXIN

Kogl, melakukan penelitian dengan cara membuang ujung koleoptil dan ternyata bagian bawah menunjukkan penurunan pertumbuhan yang nyata hingga berhenti. Tetapi jika ujung koleoptil dipotong dan diletakan dalam suatu blok agar (media pertumbuhan) selama beberapa jam dan ujung koleoptil tadi dibuang kemudian blok agar tersebut diletaklan pada ujung batang/koleoptil yang dipotong tadi akan menyebabkan pertumbuahn berjalan lagi. Hal ini menunjukan bahwa terdapat zat yang diproduksi di bagian ujung dan bergerak ke bawah yang mempengaruhi pertumbuhan. Zat ini oleh Kogl dinamakan auxin dari bahasa latin yaitu Auxein yang berarti tumbuh.

GIBERELIN

giberelin pertama kali ditemukan oleh seorang ahli patologi Jepang, Kurosawa, ketika meneliti penyakit tanaamn padi yang disebut bakane. Penyakit tersebut disebabkan oleh jamur Gibberella fujikuroi, yang dikenal juga sebagai Fusarium moniliforme. Dari hasil penelitiannya didapat bahwa jamur tersebut mengeluarkan suatu substansia/zat yang sekarang dikenal dengan nama giberelin. giberelin, pertama kali zat ini diambil yaitu dari jamur Gibberella fujikuroi (Fusarium moniliforme, organisme penyebab penyakit “foolish seedling” pada padi). tanaman padi yang diserang terlihat lebih tinggi dari yang lain. Gejala ini ternyata diakibatkan karena suatu zat yang dikeluarkan oleh jamur tersebut. Tahun 1938, Yabuta dan Sumuki berhasil mendapatkan Gibberrellin dari jamur tersebut.

SITOKININ

Skoog (1955) melakukan penelitian dengan cara memisahkan jaringan empulur Nicotiana tabaccum dari unsur-unsur pembuluh dan cortex kemudian menempatkannya dalam suatau medium pertumbuhan dan hasilnya adalah tidak terjadi pembelahan sel pada jaringan empulur. Tetapi jika jaringan pembuluh ditempatkan sedemikian rupa sehingga bersinggungan dengan jaringan empulur, maka jaringan empulur akan melakukan pembelahan sel lagi. Lewat penelitian selanjutnya Skoog menamakan zat yang dapat memacu proses pembelahan sel tersebut diberikan pakan ukuran 01

MEKANISME BEKERJANYA HORMON
 
AUXIN
Beberapa proses bekerjanya auxin pada tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Auxin turut serta dalam reaksi molekuler. Auxin bekerja sepertinya bekerjanya koenzim dalam pertumbuhan tanaman
2. Auxin mempengaruhi enzim. Auxin bekerja sebagai zat pelindung bagi enzim dari inaktivasi. Auxin mempengaruhi DNA sehingga aktif dalam sintesis protein.
3. Auxin mempengaruhi tekanan osmotic tumbuhan. Auxin akan menaikkan tekanan osmotic tumbuhan sehingga akan menaikkan. Proses penyerapan air oleh tumbuhan.
4. Auxin akan memperpanjang/mengembangkan ukuran sel. Penjelasan secara Secara sederhana adalah bahwa auxin akan melunakkan dinding sel sehingga terjadi kenaikkan penyerapan air oleh sel yang akan berakibat sel mengembang.
5. Auxin menaikkan penyerapan H20.
GIBERELIN
giberelin bekerja pada gen dengan menyebabkan aktivasi gen-gen tertentu. Gen-gen yang diaktifkan akan membentuk enzim-enzim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan morphogenetik (penampilan/kenampakan tanaman) .
SITOKININ
Sitokinin terutama bekerja pada proses cytokinesis (proses pembelahan sel) pada berbagai organ tanaman.

MEKANISME SEDERHANA PENGARUH HORMON/ ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) HORMONIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF

Tanaman secara alamiah tanaman sudah mengandung hormon pertumbuhan seperti Auksin, giberelin dan Sitokin yang dalam tulisan ini diistilahkan dengan hormon endogen. Kebanyakan hormon endogen di tanaman berada pada jaringan meristem yaitu jaringan yang aktif tumbuh seperti ujung-ujung tunas/tajuk dan akar. Tetapi karena pola budidaya yang intensif yang disertai pengelolaan tanah yang kurang tepat maka kandungan hormon endogen tersebut menjadi rendah/kurang bagi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Akibatnya sering dijumpai pertumbuhan tanamaman lambat, kerontokan bunga/ buah, ukuran umbi/buah kecil yang merupakan sebagian tanda kekurangan hormon (selain kekurangan zat lainnya seperti unsur hara). Oleh karena itu penambahan hormon dari luar (hormon eksogen) seperti produk HORMONIK yang mengandung hormon Auksin , giberelin dan Sitokinin ORGANIK (Non sintetik/kimia) mutlak diperlukan untuk menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman yang optimal.Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja HORMONIK (Auksin, giberelin dan Sitokinin) pada tanaman, berikut diuraikan secara global dan sederhana.
Pemberian Auksin eksogen (HORMONIK) akan meningkatkan permeabilitas dinding sel yang akan mempertinggi penyerapan unsur , diantaranya unsur N, Mg, Fe, Cu untuk membentuk chlorofil yang sangat diperlukan untuk mempertinggi fotosintesis. Dengan fotosintesis yang semakin meningkat akan dihasilkan hasil fotosintesis yang meningkat dan bersama dengan auxin akan bergerak ke akar untuk memacu pembentukan giberelin dan Sitokinin di akar yang akan membantu pembentukan dan perkembangan akar . Penambahan kandungan Auksin eksogen di akar akan meningkatkan tekanan turgor akar sehingga giberelin dan Sitokinin endogen di akar akan diangkut ke atas/ bagian tajuk tanaman.
Dengan penambahan Sitokinin dan giberelin eksogen maka terjadi peningkatan kandungan Sitokinin dan giberelin ditanaman (tajuk) dan akan meningkatkan jumlah sel (oleh hormon Sitokinin) dan ukuran sel (oleh hormon giberelin) yang bersama-sama dengan hasil fotosintat yang meningkat di awal penanaman akan mempercepat proses pertumbuhan vegetatif tanaman (termasuk pembentukan tunas-tunas baru) selain juga mengatasi kekerdilan tanaman.
Seiring dengan pertumbuhan vegetatif tanaman, hasil fotosentesis akan meningkat terus dan ditambah kandungan giberelin dan sitokinin eksogen akan meningkatkan perbandingan C/N yang menyebabkan peralihan dari masa vegetatif ke generatif dengan terbentuknya kuncup bunga/buah atau umbi. Pada saat terbentuk bunga atau buah, jika kandungan auksin rendah maka sel-sel antara tangkai bunga/buah dengan ranting/cabang akan berubah menjadi jaringan mati yaitu jaringan gabus sehingga bunga/buah mudah rontok. Dengan penambahan Auxin Eksogen akan menghambat perubahan sel-sel tersebut menjadi jaringan gabus sehingga kerontokkan dapat dicegah/dikurangi.
Di fase generatif ini penambahan Hormon Sitokinin dan giberelin eksogen akan meningkatkan kapasitas jaringan penyimpanan hasil fotosintesa yang dipanen (umbi, buah dll) yaitu sitokinin akan memperbanyak sel jaringan penyimpanan dan giberelin akan memperbesar sel jaringan penyimpanan sehingga mampu menerima hasil-hasil fotosintesa lebih banyak yang berakibat ukuran jaringan penyimpanan (buah) lebih besar (semangka, kentang, dll) atau bernas (padi, jagung dll).
Penambahan Hormon Auxin, Sitokinin dan giberelin Eksogen akan berpengaruh
terhadap :
1. akar : akan menaikkan kapasitas penyerapan air dan unsur hara
2. Daun : mempertinggi laju fotosintesis sehingga hasil fotosintesa lebih banyak
3. Ditambah dengan penambahan unsur – unsur hara dari POC NASA dan atau POP SUPER NASA yang akan mencukupi kebutuhan tanaman secara jumlah dan jenis unsur hara. Sehingga semua faktor di atas akan membuat tanaman tercukupi kebutuhannya yang akan berpengaruh pada umur produktif tanaman (umur dimana tanaman masih dapat berproduksi dengan cukup baik) dapat diperpanjang baik untuk tanaman semusim atau tahunan.
Keterangan :
- Permeabilitas : Kemampuan dinding sel untuk dilewati suatu senyawa
(biasanya bentuknya cairan )
- C/N : Perbandingan antara Carbon dan Nitrogen dimana semakin
besar perbandingan C/N maka tanaman akan terpacu menuju ke pertumbuhan generatif tanaman.

PENGARUH DAN FUNGSI HORMON PADA TUMBUHAN
 
AUXIN
Beberapa fungsi auxin pada tumbuhan sebagai berikut :
  • Perkecambahan biji. Auxin akan mematahkan dormansi biji (biji tidak mau berkecambah) dan akan merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman biji/benih dengan Auxin juga akan membantu menaikkan kuantitas hasil panen.
  • Pembentukkan akar. Auxin akan memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar dengan lebih baik
  • Pembungaan dan pembuahan. Auxin akan merangsang dan mempertinggi prosentase timbulnya bunga dan buah.
  • Mendorong Partenokarpi. Parthenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan .
  • Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
  • Mematahkan dominansi pucuk / apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau berkembang.
GIBERELIN
Beberapa fungsi giberelin pada tumbuhan sebagai berikut :
  • Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel.
  • Meningkatkan pembungaan.
  • Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.
  • Berperan pada pemanjangan sel.
Peran giberelin pada pemanjangan sel melalui :
  • Peningkatan kadar auxin :
  1. Giberelin akan memacu pembentukan enzim yang melunakkan dinding sel terutama enzim proteolitik yang akan melepaskan amino triptofan (prekusor/pembentuk auksin) sehingga kadar auxin meningkat.
  2. Giberelin merangsang pembentukkan polihidroksi asam sinamat yaitu senyawa yang menghambat kerja dari enzim IAA oksidase dimana enzim ini merupakan enzim perusak Auxin.
  • giberelin merangsang terbentuknya enzim a-amilase dimana enzim ini akanmenghidrolisis pati sehingga kadar gula dalam sel akan naik yang akan menyebabkan air lebih banyak lgi masuk ke sel sehingga sel memanjang.
  • Berperan pada proses partenokarpi. pada beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi. .
SITOKININ
Beberapa fungsi Sitokinin pada tumbuhan sebagai berikut :
  • Pembelahan sel dan pembesaran sel. Sitokinin memegang peranan penting dalam proses pembelahan dan pembesaran sel, sehingga akan memacu kecepatan pertumbuhan tanaman.
  • Pematahan Dormansi biji. Sitokinin berfungsi untuk mematahkan dormansi (tidak mau berkecambah) pada biji-bijian tanaman.
  • Pembentukkan tunas-tunas baru,turut dipacu dengan penggunaan Sitokinin.
  • Penundaan penuaan atau kerusakan pada hasil panenan sehingga lebih awet.
  • Menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tanaman.
  • Sintesis pembentukkan protein akan meningkat dengan pemberian Sitokinin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar